Laskar Cinta

selamat tinggal kebodohan dan pembodohan

Efek-samping Bermotor

Tinggalkan komentar

naikmotorSepuluh tahun sebagai rider sejak pertama kali memiliki tunggangan besi sejak 2005, dengan rentang 6 tahun Tg. Priok – Pulogadung PP, ditambah 3 tahun perjalanan Depok – Pulogadung PP setelah hijrah, itu merupakan rute tetap saya dari rumah – ladang PP.

Pilihan menggunakan motor merupakan piilhan efektif dan efesiensi dari segi waktu dan biaya. Dan ini menjadi pilihan utama bagi masyarakat di kota-kota Indonesia. Terlebih ditengah ketidakpastian negara menjamin dan mempersembahkan layanan transportasi massal yang ramah, murah dan nyaman bagi rakyatnya.

Saya bukannya tidak pernah mencoba menggunakan moda transportasi angkutan umum untuk ber-aktivitas rutin. Bukanlah perasaan menyenangkan yang didapat, tetapi sebuah pengalaman horror. Dengan tidak adanya jaminan keamanan dan keselamatan dari pelaku transportasi atau pemangku-jabatan yang berwenang, masyarakat hanya diletakkan sebagai korban atau objek eksploitasi dari sebuah kota.

Pengalaman ditodong di Buskota di Terminal Kampung Melayu, dikompas di Metromini sepulang sekolah atau menyaksikan aksi kriminal sebelum menaiki Metromini di Terminal Senen dan sekian kasus lainnya yang terjadi diluar memenuhi halaman berita kriminal.

Belum lagi, perilaku pengemis, pengamen hingga orasi singkat alumni nusakambangan di angkutan umum dan dengan mudahnya mereka memaksa para penumpang untuk merogoh koceknya yang pas-pas-an itu dirampas tanpa berdaya.

Akhirnya pilihan bermotor dengan melintasi jalanan rusak dan penuh jebakan, menjadi lahapan sehari-hari. Sebagai kota polusi dengan juara III dunia dan kota macet nomor I dunia, menjadikan Jakarta sumber 60% penyebab penyakit. Entahlah dengan kerugian ekonomi dan sosial, saya tidak membahasnya.

***

Dalam 2 tahun belakangan, Hasil Medical Check-Up Tahunan, saya terdeteksi Skoliosis. Tulang punggung atas ke leher agak miring ke kanan. Karena tidak merasakan gejala apapun, saya belum konsul ke dokter Orthopedi sesuai saran dokter perusahaan.

Tapi lama kelamaan, setiap pulang kerja, punggung terasa perih dan kaku. Ini saya atasi dengan memberi aromoterapi. Fitnes saya usahakan rutin setiap pekan. Badan fresh sedikit banyak, sangat terbantu. Posisi dan salah postur duduk dalam berkendara yang tidak disadari mempercepat derajat skoliosis tulang punggung. Dan ini menjadi ancaman laten bagi seluruh pengendara motor yang pulang pergi ke daerah satelit Jakarta atau saudara-saudara kita yang aktivitasnya dijalan seharian.

 

Tinggalkan komentar